SVB Gulung Tikar, Menparekraf Minta agar tak Anggap Remeh

SVB Gulung Tikar, Menparekraf Minta agar tak Anggap Remeh
Menparekraf saat di Istana Kepresidenan / Foto:Antara

JAKARTA- Bank yang berfokus pada pendanaan start up Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) gulung tikar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno minta para perintis usaha maupun start up di Indonesia waspada.

Dikutip Dialog Indonesia dari Antara, Sandiaga Uno berpesan agar pelalu usaha rintisan dan start up agar melangkah lebih hati-hati menjalankan usaha di tengah kekhawatiran global akibat SVB yang memilih gulung tikar.

Ia menyarankan, agar masyarakat Indonesia khususnya pelaku usaha tidak menganggap remeh gulung tikarnya SVB, justru baiknya dilakukan stress test.

"Jangan bilang, 'wah gak ada dampaknya'. Saya rasa kita lihat dulu, startup-startup kita kalau perlu boleh lakukan stress test," katanya, Kamis (16/3/2023).

SVB merupakan bank yang beroperasi di AS dan secara khusus berfokus pada nasabah serta pendanaan startup.

Pada pekan lalu tepatnya Jumat (10/3/2023), masyarakat global dikejutkan dengan kabar SVB yang dinyatakan bangkrut akibat krisis modal.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Ajak Swasta Kembangkan Wisata Lokal dan Ekraf

Baca Juga: Kebaya Diusulkan Jadi Warisan tak Benda UNESCO, Sandiaga Uno: Jadi tak Perlu Diperdebatkan Lagi

Baca Juga: ATF 2023 di Yogyakarta Berjalan Sukses, Sandiaga Uno Berikan Apresiasi

Sandi mengatakan, dari kasus SVB tersebut meski tidak akan secara langsung berpengaruh, kewaspadaan perusahaan rintisan di Indonesia dalam menyiapkan strategi bisnis khususnya terkait permodalan harus tetap dikembangkan.

Salah satunya lewat penerapan 'stress test', dengan menyiapkan skema seandainya perusahaan startup tidak lagi mendapatkan permodalan dari investor.

"Jadi kita harus menyiapkan skenario a,b,c,d. Skenario terburuk sekalipun harus kita siapkan. Kita harus terbuka. Namun tentunya itu semua harus dilakukan dengan penuh kebijaksanaan," katanya.

Selain menyiapkan skema untuk internal perusahaan, Sandi mengatakan, perusahaan rintisan juga bisa ikut terlibat untuk pengembangan kompetensi dan jejaring mitra-mitra eksternalnya sehingga bisa mencegah terjadinya kasus seperti SVB.

Menurutnya, salah satu mitra yang dapat dimaksimalkan potensinya adalah para pelaku Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) yang kini jumlahnya telah mencapai 64,5 juta secara nasional.

Dengan peningkatan kapasitas UMKM khususnya yang masuk ke ekosistem digital, besar kemungkinan industri startup yang bermitra dengan UMKM bisa memiliki daya tahan lebih kuat dari sisi bisnis.

"Kalau ekosistem UMKM-UMKM kita diperkuat bersama-sama dengan para pelaku industri lainnya, ini (UMKM) kekuatannya bahkan bisa lebih kuat dibanding perusahaan-perusahaan besar," ujar Sandi.***