CirebonBerita

Umur TPA Kopiluhur Tersisa 3 Tahun, DLH: RDF Jadi Opsi

386
×

Umur TPA Kopiluhur Tersisa 3 Tahun, DLH: RDF Jadi Opsi

Sebarkan artikel ini
Tempat pembuangan akhir (TPA) Kopiluhur, Selasa (26/9/2024). Foto: Dialog/Sakti
Tempat pembuangan akhir (TPA) Kopiluhur, Selasa (26/9/2024). Foto: Dialog/Sakti

CIREBON – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon mengungkapkan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur tersisa 25 persen.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon, Yuni Darti mengatakan, kapasitas TPA yang ada saat ini sendiri sudah mencapai 75 persen.

Scroll Untuk Lanjut Baca
Scroll Untuk Lanjut Baca

“Kita perkirakan usia dari TPA Kopiluhur sendiri hanya sekitar 3 tahun lagi, dengan daya tampung saat ini sudah mencapai 75 persen,” katanya, Selasa (5/3/2024).

Dirinya melanjutkan, terdapat beberapa solusi terkait sudah penuhnya tempat pembuangan akhir sampah yang berada di Kecamatan Harjamukti tersebut.

“Pertama harus ada pengolahan sendiri didaerah TPA tersebut untuk pembentukan Refuse Derived Fuel (RDF) atau hasil pemisahan sampah,” lanjutnya.

Ia menuturkan, saat ini Kota Cirebon sudah menjadi perhatian tingkat nasional dan dalam waktu dekat akan ada tim yang turun untuk membuat RDF.

“Nantinya sampah yang ada tersebut akan dijadikan bahan bakar dari beberapa kegiatan atau berubah menjadi bensin dan lain sebagainya,” tuturnya.

Selain RDF, Yuni memaparkan, terdapat opsi lainnya yaitu menyaring sampah yang ada di TPA menjadi sampah yang dapat dimanfaatkan atau tidak.

“Nantinya juga bisa dimanfaatkan kembali untuk bahan bakar, dan untuk sampah organik untuk pupuk kompos,” paparnya.

Ia mengklaim, kalah strategi tersebut dapat mengurangi sejumlah 100 persen, jika program tersebut berjalan dengan baik.

“Kota Cirebon sendiri memiliki 53 ribu ton sampah yang berada di TPA itu bisa 100 persen bisa tereduksi dengan kombinasi cara RDF dan menyaring sampah,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Yuni, jika berjalan dengan baik, Kota Cirebon bisa menerima sampah dari daerah lain.

“Karena untuk proses pembentukan RDF tersebut membutuhkan setidaknya 200 ribu ton sampah per harinya,” jelasnya.***

TiketFest