CIREBON – Penyakit cacar monyet yang sedang marak belakangan ini ternyata bukan pertama kali terjadi didunia.
Dokter RS Pelabuhan Cirebon, Muhammad Yanuar Anggara mengatakan, penyakit ini pertama kali terjadi pada tahun 1958 di kawanan monyet yang sedang diteliti.
“Penyakit ini memang endemis dahulu, ada di daerah Afrika Tengah, baru sekitar tahun 2022 dan 2023 menyebar,” katanya, Selasa (7/11/2023).
Selain itu, dirinya melanjutkan, hubungan sesama jenis dapat menyebabkan penyakit cacar monyet.
“Memang varian ini banyak terjadi kepada kaum LGBT dan juga gay, walaupun varian pertama memang menyerang keseluruhan,” lanjutnya.
Ia memaparkan, penyakit ini juga memiliki tingkat kematian yang tinggi terhadap orang yang LGBT ataupun gay.
“Dari 87 ribu kasus cacar monyet, yang menyebabkan kematian sebanyak 112 kasus, dan mayoritas pengidap gay dan HIV positif,” paparnya.
Yanuar menjelaskan, penyakit cacar monyet sendiri dapat sembuh dengan sendirinya, namun bisa menjadi berbahaya disertakan dengan HIV dan penyakit lainnya.
“Penyakit lainnya bisa memperparah termasuk dengan penyakit seksual lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perawatan RS Pelabuhan Tarwin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan ruang isolasi untuk pasien yang terkena cacar monyet.
“Sebelum masuk juga kita lakukan screening terlebih dahulu, dan langsung kita alihkan ke rawat inap dan akan berada di ruang isolasi,” katanya.
Dirinya melanjutkan, pihaknya juga melakukan proses disinfeksi untuk ruangan isolasi.*(Sakti)