CIREBON – Hari anak nasional pada tahun 2025 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) masih banyak kasus eksploitasi terhadap anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Suwarso Budi mengatakan, eksploitasi anak sendiri memang memerlukan perhatian khusus dari seluruh pihak.
“Kadang-kadang anak-anak juga secara tidak sadar sudah nyaman dijalan dengan bekerja, tapi memang kita bekerjasama dengan Satpol-PP untuk mengurangi dan membangun kesadaran hal tersebut,” katanya, Kamis (24/7/2025).
Salah satu cara mengurangi eksploitasi anak tersebut dengan adanya sekolah rakyat.
“Kita menyambut baik hal tersebut, kita juga sedang berproses membentuk satuan untuk mencegah eksploitasi, kekerasan, dan diskriminasi terhadap anak, dan itu antar lintas sektoral,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, sering sekali orang tua mendorong bakat anaknya untuk menghasilkan sesuatu, namun sesuatu tersebut dipakai buat orang tuanya dan itu merupakan eksploitasi anak.
“Salah satu yang gampang misal anak disekolahkan untuk menjadi artis, dan pendapatannya dikelola oleh orang tuanya namun bukan dipergunakan untuk kepentingan anak, nah ini banyak terjadi termasuk anak yang disuruh minta-minta dijalan tapi uangnya dipakai oleh orang tua,” ungkapnya.
Budi mengungkapkan, untuk data eksploitasi anak sendiri secara khusus tidak ada, namun banyak terjadi.
“Secara formal memang tidak ada, data yang kita dapatkan yaitu data anak jalanan yang terjaring razia Satpol-PP, kalau dari pengawas tenaga kerjaan juga tidak ada datanya dan pasti disembunyikan,” ungkapnya.***(Sakti)