Scroll untuk baca artikel
BisnisBerita

Electrifying Agriculture, Para Petani dan Peternak di Cirebon Untung Berlipat

486
×

Electrifying Agriculture, Para Petani dan Peternak di Cirebon Untung Berlipat

Sebarkan artikel ini

CIREBON – PT PLN (Persero) melalui program electrifying agriculture (EA) terbukti mampu mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan para peternak dan petani. 

Program electrifying agriculture ini merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.

Seperti halnya Rudi Priadi, peternak ayam dari Cilimus, Kabupaten Kuningan ini turut merasakan manfaat dari Program electrifying agriculture.

Menurutnya, berkat pasokan listrik dari PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cirebon ke kandang peternakan ayamnya, usahanya semakin meningkat. Operasional kandangnya kian efisien dan lebih ramah lingkungan.

“Sejak panen 3 bulan terakhir ini, saya dapat menikmati hasil kerja keras yang selama ini saya impikan,”ungkap Rudi.

Rudi sang Pemilik peternakan ayam yang berjumlah 15 ribu ekor ini menuturkan, program Electrifying Agriculture PLN telah membantunya bisa membuat kandang yang tertutup atau closed house dan membawa dampak positif terhadap usaha peternakan ayam yang dikelolanya itu.

Dengan sistem closed house, ia dapat meningkatkan kualitas produk dan mengelola usahanya dengan lebih efisien.

“Sebelumnya saya menggunakan kandang yang konvensional. Sekarang ini saya membangun kandang tiga lantai dengan kerangka besi dan tertutup,”jelasnya.

Dalam mengelola peternakan ayam closed house, kestabilan suhu menjadi faktor penting untuk menjaga kualitas ternak. Untuk menjaga suhu kandang, diperlukan peralatan elektronik seperti kipas blower dan penghangat atau heater.

“Pada sistem kandang closed farm, listrik memegang peranan penting untuk mengoperasikan blower dan heater. yang digunakan mengatur sirkulasi udara dan suhu kandang. Dengan suhu dalam closed house yang lebih terkendali ini, pertumbuhan ayam bisa lebih optimal, sehingga produktivitas meningkat,”tutur Rudi.

Selain itu dibandingkan cara konvensional, kandang ayam modern ini lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan bau, sehingga lebih nyaman bagi masyarakat sekitar.

Menurutnya, adanya pasokan listrik dari PLN ini juga dapat membantu para peternak lebih efisien. Jika menggunakan genset untuk mengoperasikan kipas blower dan penghangat ruangan, dibutuhkan sekitar 3.700 liter solar atau setara sekitar Rp 19 juta per bulannya dengan asumsi harga solar Rp 5.150 per liter.

Sedangkan dengan menggunakan listrik, dalam 4 bulan terakhir Rudi hanya mengeluarkan biaya rata-rata sekitar Rp 3,7 juta untuk operasional peternakan kandang tertutupnya.

Program Electrifying Agriculture menjadi lompatan besar bagi sektor Pertanian dan Perikanan Indonesia. 

Keberhasilan ini juga dirasakan langsung oleh petani budidaya udang vaname dari Ciledug, Kabupaten Cirebon, H. Tarmadi, salah satu pemilik budidaya udang vaname sangat terbantu dengan adanya listrik PLN. 

Sebelum menggunakan listrik, tambak tidak terisi air laut dengan sempurna dan hasil tambak tidak menentu. Jika di musim kemarau usahanya terpaksa harus berhenti, karena kurangnya suplai air kolam dari laut.

Bukan pekerjaan mudah menjaga ketercukupan pasokan air, mengingat H. Tarmadi memiliki 45 kolam seluas 50 hektare yang digunakan untuk pembesaran udang vaname. 

Dengan adanya listrik, kini H. Tarmadi menggunakan total 225 pompa, 190 pompa bertenaga sedang untuk sirkulasi air, dan 35 pompa bertenaga besar untuk mengairi kolamnya sewaktu-waktu dari laut.

“Terasa sekali perubahannya, pasokan air tercukupi dengan stabil, karena air menjadi penentu dalam pembesaran udang vaname. Dengan adanya listrik PLN dapat menambah produktivitas budidaya udang vaname bisa naik hingga 3 kali lipat. Listrik dari PLN digunakan untuk menghidupkan mesin kincir otomatis yang diatur 8 kali sehari dan mengaktifkan pompa-pompa lainnya untuk memantau kadar air dan vitamin didalam kolam,” terang H. Tarmadi.

Para petani beralih ke alat-alat dan mesin pertanian (alsintan) berbasis listrik, dari sebelumnya memakai alsintan berbahan bakar fosil yang mahal dan merusak lingkungan. 

Dan dengan didukung listrik PLN, mereka berani berinovasi dan memanfaatkan teknologi guna mendongkrak produktivitas dan menekan biaya operasional sehingga kesejahteraan kian meningkat.

Seluruh manfaat dari program Electrifying Agriculture ini telah dirasakan banyak petani di penjuru negeri.

Sebagai negara agraris, PLN mendukung penuh cita-cita ketahanan pangan dalam negeri. Dengan program Electrifying Agriculture ini dapat menumbuhkan berbagai potensi untuk menyokong penguatan komoditas pertanian, perkebunan, peternakan demi terwujudnya ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, Manager PLN UP3 Cirebon, Imam Ahmadi mengatakan, kesiapan PLN mendukung para petani, peternak ayam dengan memberikan listrik yang handal melalui program Electrifying Agriculture.

Program Electrifying Agriculture adalah komitmen PLN untuk mendukung para pengusaha dibidang agrikultur, seperti peternakan, pertanian, perkebunan, dan perikanan. Program ini juga sebagai upaya PLN mendukung pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional, dengan memanfaatkan energi listrik, hasil panen akan lebih maksimal, biaya lebih efisien dan tentunya ramah lingkungan.

“Program Electrifiying Agriculture ini diharapkan mampu mempermudah para petani dan kalangan wirausaha untuk secara modern memanfaatkan infrastruktur pendukung pertanian atau perikanan, berbasis pemanfaatan listrik”,jelas Imam.

Terpisah, General Manager PLN UID Jawa Barat Susiana Mutia menyambut baik langkah kongkrit yang sudah dilakukan PLN untuk berkolaborasi dengan pelanggan untuk meningkatkan perekonomian melalui sektor perikanan ini.

“Kami akan terus fokus memberikan pelayanan yang andal kepada masyarakat khususnya sektor Agriculture untuk terus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder memajukan kesejahteraan masyarakat untuk mendukung program pemerintah,” pungkasnya.*** (via)

TiketFest