Scroll untuk baca artikel
BeritaBisnisCirebon

Setelah Go Digital, Kini Nur Atikah Miliki Ratusan Reseller Bahkan Hingga ke Luar Negeri

3184
×

Setelah Go Digital, Kini Nur Atikah Miliki Ratusan Reseller Bahkan Hingga ke Luar Negeri

Sebarkan artikel ini

CIREBON– Rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal baru, nampaknya selalu ada dibenak Nur Atikah. Ibu dua anak ini, selalu terinspirasi dengan cerita hidup orang sukses.  

Kepada Dialog Indonesia, Nur Atikah yang senantiasa mencoba hal baru dan terus berinovasi pada jenis usaha yang digeluti ini, menyampaikan, Pandemi Corona virus disease (Covid-19) yang telah melanda dunia empat tahun silam, nampaknya membawa keberkahan tersendiri baginya.

Dikatakannya, jika memang sudah bertekad untuk membangun usaha atau bisnis yang serius maka beranilah untuk memulainya. 

Saat itu, hampir semua pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terpukul akibat penyebaran Covid-19. Karena itu, lanjut Nur Atikah, di tengah pandemi, para pelaku usaha harus melakukan berbagai strategi agar bisnisnya tetap berjalan.

Diketahui, Nur Atikah merupakan salah satu pelaku UMKM asal Desa Karangwangi, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Sebelum Pandemi Covid-19, Nur Atikah awalnya hanya menjual manisan kolang-kaling dan pancake durian. Untuk bisa bertahan hidup, ia mencoba hal baru agar terus bisa berinovasi. 

Saat itu, Nur Atikah langsung mencoba membuat ramuan herbal atau jamu tradisional berbahan dasar jahe dan kunyit.

Menurutnya, adanya pandemi Covid-19, memicu masyarakat untuk lebih waspada dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat pun melakukan berbagai tindakan untuk mencegah penularan virus ini, seperti mematuhi protokol kesehatan yang disarankan oleh pemerintah dan World Health Organization (WHO), menjaga kebersihan diri dan lingkungan, hingga usaha untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Dalam hal meningkatkan daya tahan tubuh, masyarakat memiliki cara yang unik yaitu dengan mengonsumsi ramuan herbal warisan nenek moyang, salah satunya yang paling populer adalah pemanfaatan empon-empon untuk ramuan peningkat daya tahan tubuh. Dari sanalah, Nur Atikah membuka peluang untuk membuat ramuan empon- empon.

Nur Atikah pun memperhatikan cara dan dosis pembuat empon- empon agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Kala itu, Nur Atihah membagikan empon-empon secara gratis kepada teman- temannya. 

Lantaran diterima baik oleh teman-temannya, Nur Atikah lalu menjual empon- emponnya secara online. Nur Atikah awalnya merasa bingung saat beradaptasi cara berjualan secara online. 

“Awalnya bingung juga karena terbiasa jualan secara offline, tapi karena saya sering mengikuti zoom yang dilaksanakan Bank Indonesia, agar kita UMKM segera bertransformasi berjualan secara online. Alhamdulillah dari itu, saya beranikan diri berjualan online, dan langsung mendapatkan respons positif,”tutur Nur Atikah, salah satu UMKM binaan Bank Indonesia.

Menurutnya, penelitian Saputro et al menyebutkan bahwa minuman herbal dari rempah atau empon-empon mampu meningkatkan imun tubuh atau daya tahan tubuh saat pandemi.

Optimisme Nuratikah berjuang di tengah pandemi tersebut membuahkan hasil setelah dia membaca artikel Profesor Nidom di internet. Dalam artikel itu disebutkan, temulawak, jahe memiliki kandungan curcuma yang baik untuk menangkal virus.

“Ini bisa dibilang nekat karena berpikir daripada uangnya dipakai untuk yang tidak jelas, jadi saya coba olah jahe merah empon-empon, dan Alhamdulillah masih bertahan sampai sekarang,”ungkap Nur Atikah.

Covid-19 telah berlalu, Nur Atikah kini tak hanya menjual produk jamu tradisional empon-empon jahe kunyit, manisan kolang kaling, namun kini ia merambah produk makanan olahan lain yakni aneka keripik, makaroni, lemon kering, pastry, catering dan lain-lain.

Berkat pandemi Covid-19, Nur Atikah kini lebih menggunakan strategi pemasaran online serta memanfaatkan jasa reseller. Menurutnya, menggunakan jasa reseller itu lebih memudahkan karena dapat menjangkau konsumen lebih banyak sehingga dapat meningkatkan penjualan. Strategi tersebut sudah dilakukannya sejak pertengahan bulan Mei 2020 lalu.

Bahkan, Nur Atikah kini memiliki ratusan reseller yang menjual produknya secara langsung kepada konsumen. Selanjutnya, para reseller akan mengirimkan barang secara langsung setelah konsumen membayar.

“Sejak menggunakan jasa reseller, jualan semakin meningkat pesat. Reseller saya jumlahnya ratusan, mereka tersebar hingga ke luar jawa, di asia tenggara juga ada. Alhamdulillah hikmah Pandemi, jualan saya 80 persen secara online (market place), sisanya saya titipan ditoko atau pusat toko oleh-oleh, dan kegiatan bazar. Dengan penjualan go digital tentunya lebih efektif dan efesien,”ungkap Nur Atikah.

Ditambahkan, Nur Atikah, Go digital bukan hanya tentang pemasaran produk atau bisnis jasa melalui internet, melainkan lebih dari itu. Penerapan go digital dapat mengubah cara berinteraksi dengan pelanggan, karyawan, pemasok produk dan mitra bisnis. Selain itu, dengan digitalisasi ini maka bisnis yang dijalankan menjadi jauh lebih efektif, efisien, dan fleksibel.

Banyaknya efisiensi yang tercipta sehingga semakin memudahkan pelaku UMKM untuk menjalankan bisnisnya, seperti efisiensi biaya transportasi atau promosi yang cukup dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.

Di era digital yang serba cepat ini, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman agar tetap relevan di pasar. 

Kompetisi semakin ketat, apalagi dengan kemunculan e-commerce besar dan perusahaan multinasional yang mulai merambah sektor yang tadinya menjadi kekuatan UMKM. 

Namun, hal ini tidak berarti UMKM harus tersingkir. Justru, dengan memanfaatkan teknologi dan strategi digital yang tepat, UMKM bisa lebih unggul dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Go digital bukan hanya sekedar tren loh, tetapi sebuah kebutuhan bagi UMKM untuk bertahan dan berkembang. Dengan go digital, UMKM bisa bertransformasi secara cerdas dan efektif,”kata Nur Atikah.

Diketahui, Bank Indonesia (BI) Cirebon terus berupaya mendukung perekonomian dan membentuk ekosistem keuangan yang masif, digital, inklusif dan hijau. Hal ini diwujudkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon yang telah menyelenggaraan Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF), yang di tahun 2024 ini memasuki tahun ke-9. 

CEF 2024 bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi, mendukung stabilitas harga, mendukung ekonomi dan keuangan digital, serta mendukung pengembangan ekonomi syariah.

Komitmen Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lewat pengembangan UMKM dan akselerasi ekonomi keuangan digital.

“Hal ini untuk memastikan kelancaran transaksi antara masyarakat dan para pelaku UMKM, Bank Indonesia telah menyiapkan berbagai inisiatif sistem pembayaran terkini yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CeMuMuAH), salah satunya adalah QRIS,”tutur Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Anton Pitono.

Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon juga telah melakukan Kurasi UMKM Wilayah Ciayumajakuning dengan tema “Menuju UMKM Inklusif, Hijau, Digital dan Berdaya Saing untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cirebon, Drs. H. Dadang Suhendra, M.Si mengatakan, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kelas para pelaku UMKM yang ada di wilayah Ciayumajakuning, khususnya di Kabupaten Cirebon.

“Jadi, para pelaku UMKM ini diberikan ilmu untuk pemasaran secara digitalisasi untuk meningkatkan perekonomian UMKM di wilayah Ciayumajakuning, khususnya di Kabupaten Cirebon,” katanya.***(nur via pahlawanita)

TiketFest