CIREBON – Di tengah kondisi keterbatasan, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKK) Kota Cirebon tetap berusaha maksimal melayani masyarakat Kota Cirebon, khususnya terkait penanganan kebakaran dan penyelamatan.
Hal tersebut diungkapkan Kasi Kesiapsiagaan, Operasi, dan Penyelamatan Kebakaran Kota Cirebon, Nurjaman kepada Dialog Indonesia.
Menurutnya, kebutuhan Damkar itu hanya ada dua yakni personil yang cukup dan sarana pra sarana yang mendukung.
“Hanya dua di Damkar tuh, ada personel dan sarana yang mendukung, keduanya harus saling melengkapi,” ungkapnya, Jumat (26/7/2024).
Dinas ini, kata Nurjaman, butuh kecepatan dalam berkerja karena menyangkut keselamatan. “Keadaan Dinas Damkar seperti ini (ada keterbatasan) tidak hanya di Cirebon saja,” diakui Nurjaman.
Nurjaman mengungkapkan, armada pemadam kebakaran di DPKP Kota Cirebon butuh peremajaan, karena ada bantuan armada yang untuk fight tekanan air super itu tahun 2004. Saat ini, lanjut Nurjaman, ada 10 armada di Dinas Damkar, namun dua di antaranya ada kendala. Jadi, delapan yang masih beroperasi normal.
“Kami sudah mengusulkan yang terbaik untuk masyarakat, namun anggarannya memang terbatas,” ungkapnya.
Menurut Nurjaman, untuk armada water suplai itu paling muda ada yang tahun 2019.
Ia mengatakan, dinas ini bukan hanya pemadaman kebakaran, menangani juga penyelamatan hingga animal rescue.
“Pertolongan di beda ketinggian (vertical rescue) kami juga tangani, ada juga animal rescue contohnya sarang tawon yang mengganggu masyarakat, ular masuk ke rumah mengancam kehidupan masyarakat dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Ditambahkan Nurjaman, berdasarkan data di tahun 2024, hingga Juli ini ada 49 kejadian kebakaran yang tercatat dan telah ditangani dengan berbagai penyebab.
“Sampai 22 Juli, ada 49 kejadian kebakaran. Wilayah Harjamukti mendominasi, kelurahan Argasunya. Penyebab korsleting listrik, lupa mematikan kompor, pembakaran sampah, obat nyamuk bakar, kebocoran gas, tersambar petir,” jelasnya.***