CIREBON – Pengelola Dapur Makan Bergizi (MBG) Harjamukti menegaskan bahwa operasional dapur telah berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).
Pernyataan ini disampaikan menyusul adanya keluhan warga terkait dugaan pencemaran lingkungan sekitar.
Ketua Yayasan Pasarean Buyut Kilayaman, Romy Arief Hidajat, menjelaskan sejak awal beroperasi dapur MBG sudah dilengkapi sistem pengelolaan limbah sesuai aturan BGN.
Proses penyaringan, pemisahan sampah makanan, hingga pembersihan peralatan dengan water heater dilakukan setiap hari agar limbah cair yang dilepaskan ke saluran umum tidak mengandung endapan lemak.
“Ya kami (pengelola MBG Harjamukti) memberikan klarifikasi. Intinya, kami tidak menutup mata atas keluhan warga. Memang sempat ada bau karena sedimen lama keangkat saat kami benahi saluran, tapi itu bukan murni dari limbah kami,” ungkap Romy, Senin (29/9/2025).
“Saya warga sini sejak tahun 1979, jadi tidak mungkin bikin dapur MBG tanpa kontribusi ke masyarakat,” imbuhnya.
Hanya, kata Romy, memang juknis dari BGN di awal belum mewajibkan izin lingkungan RT/RW, baru sekarang ada penyesuaian termasuk kerja sama dengan DLH.
Romy menambahkan, pihaknya siap melakukan perbaikan agar dapur MBG tidak lagi menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga.
“Kami mohon pengertian, kami tidak tinggal diam. Kalau ada yang perlu diperbaiki, pasti kami benahi sesuai aturan BGN,” ujar Romy.
“Soal limbah itu ada, tapi bisa dicek sekarang aliran airnya, jernih, bahkan masih ada jentik dan ikan,” sambungnya.
Ia juga menyampaikan, sejak awal pendirian, dapur MBG telah berkoordinasi dengan lurah dan RT setempat.
Pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi agar keberadaan dapur tidak menimbulkan ketidaknyamanan.
“Kalau ada yang perlu diperbaiki, pasti kami benahi sesuai aturan BGN. Kami mohon pengertian, karena prinsipnya MBG hadir untuk masyarakat,” kata Romy.
Sementara itu, Koordinator Wilayah BGN Kota Cirebon, Ashar Saputra, menyebutkan dapur MBG Harjamukti memang sempat mengalami kendala kapasitas pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Namun, secara prinsip pengelolaan dapur tetap berjalan sesuai SOP yang berlaku. “Kami terus melakukan penyesuaian agar kapasitas IPAL sebanding dengan produksi harian ribuan porsi makanan,” ujarnya.
Atas langkah perbaikan yang sedang dijalankan, pengelola memastikan dapur MBG Harjamukti tetap sesuai ketentuan BGN dan dapat mendukung program pemenuhan gizi masyarakat secara aman dan berkelanjutan.***