CIREBON – Polemik Keraton Kasepuhan Cirebon kembali memanas usai Heru Nursamsi diberikan surat dawuh.
Panglima Tinggi Laskar Macan Ali, Prabu Diaz mengatakan, agenda hari ini adalah melakukan diskusi dengan perwakilan dari Heru Nursamsi untuk membicarakan dawuh tersebut.
“Tadi delegasinya Heru Nursamsi datang untuk membedah bersama-sama siapa yang berhak untuk menjadi sultan, dan kita jembatani untuk bertemu dengan pihak keraton,” katanya, Rabu (2/10/2024).
Dirinya melanjutkan, kedua belah pihak sendiri mempunyai bukti otentik, dan pihaknya hanya menjembatani kedua belah pihak untuk bertemu.
“Selama ini banyak yang mau membantu tapi tidak jadi terus, makannya kita jembatani, kita akan membedah secara bersama-sama dengan ahli sejarah, pahit manisnya hasil harus diterima,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya juga akan melibatkan forkopimda agar konflik yang ada segera dapat selesai.
“Sampai saat ini yang mengklaim sultan Kasepuhan sendiri ada Pak Heru Nursamsi, dan pak Raharjo Djali, di luar dari pangeran Lukman, tapi semuanya bisa dirundingkan,” ungkapnya.
Diaz mengaku terkejut sempat terjadi bentrokan di depan Masjid Agung Sang Cipta Rasa seusai berdiskusi dengan perwakilan Heru Nursamsi.
“Saya juga tadi kaget, tapi untung tidak terjadi apa-apa ya hanya sekedar psywar, karena memang kami sudah berjanji untuk mengamankan rombongan Heru Nursamsi,” jelasnya.
Ia mengaku kecewa dengan adanya pihak-pihak yang masih dendam dengan keluarga Kasepuhan.
“Rencananya kami akan membahas terkait dengan diskusi dengan kedua belah pihak, dan kita akan undang dari unsur pemerintah, karena memang masalah ini tidak bisa diselesaikan oleh satu kelompok saja,” tuturnya.***(Sakti)