BeritaCirebon

Soal Siswa SD Depresi Berat, Disdik Kota Cirebon : Penanganannya Harus Berkelanjutan

390
×

Soal Siswa SD Depresi Berat, Disdik Kota Cirebon : Penanganannya Harus Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini

CIREBON – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon mendatangi rumah salah seorang siswa SD yang mengalami depresi berat di Kampung Gunungsari Bedeng, Kelurahan Pekiringan, Senin (13/5/2024). 

Scroll Untuk Lanjut Baca
Scroll Untuk Lanjut Baca

Tujuannya, selain menjenguk salah satu peserta didiknya, Disdik juga memberi keterangan bahwa AP (13 tahun) masih masuk dalam daftar peserta didik di SDN. 

Usai menjenguk AP, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Diksar) Disdik Kota Cirebon, Ade Cahyanigsih mengatakan, kondisi AP ini mungkin awalnya ini permasalahan keluarga dan berkaitan dengan permasalahan ekonomi. 

Artinya, AP ini menurut cerita dari ketua RT dan RW, mengumpulkan uang untuk mendapatkan ponsel. 

“Beli ponsel dari uang sendiri, menabung sendiri. Anaknya baik dan kecerdasannya juga bagus tidak ada masalah mulai kelas satu sampai enam,” katanya. 

Jadi memang, menurut Ade, permasalahan bermula dari penjualan ponsel oleh ibunya. 

“Kami juga tidak bisa menyalahkan pada akhirnya, hanya mungkin, kesedihan AP ini tidak bisa keluar, karena termasuk anak yang pendiam,” ujarnya. 

Disdik berkoordinasi dengan sekolah dan tim, dijelaskan ade, AP ini Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam keadaan ada, kemudian PIP diberikan, untuk keluarganya terdata di Dinas Sosial, termasuk PKH aktif, dari keluarga juga aktif memberikan bantuan. 

“Jadi artinya, penanganannya sudah aman, karena ini terkait dengan terapi. Maka itu yang dibutuhkan. Jadi bantuannya bukan yang bersifat dadakan. Tetapi yang sifat berkelanjutan,” ujarnya. 

“Masih besar kemungkinan, AP kembali seperti sedia kala,” imbuhnya.

Pihaknya juga meminta agar masyarakat tidak menyalahkan orang tua, karena menghadapi persoalan ekonomi.

“Kita tidak bisa juga menyalahkan orang tua, karena ini ada masalah ekonomi. Jadi HP ini dijual juga buat makan,” kata Ade. 

Sebelumnya, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) yang tinggal di Kampung Gunungsari Bedeng, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi Kota Cirebon mengalami depresi berat. 

Kondisi tersebut dialami AP (12 tahun) sejak ibunya menjual ponsel yang dibelinya dari hasil menabung. 

Ibunda AP, Siti Anita pun mengaku terpaksa melakukan hal itu karena faktor ekonomi. 

“AP awalnya sering melamun, saya tidak bisa mengontrol sepenuhnya karena punya anak tiga,” ungkapnya. 

AP dulu normal, ketika ingin main bersama teman-temannya izin terlebih dahulu. 

Di satu hari, pulang bermain, AP mengamuk, mungkin karena ponselnya ia jual. Kondisi itu bisa jadi faktor penyebab AP seperti sekarang ini. 

“AP itu anaknya tidak nakal, mungkin saat itu (ponsel dijual) kecewa, itu AP punya tabungan dibelikan ponsel terus saya jual, mungkin gak berani emosi ke saya jadi pelampiasannya seperti itu,” ungkapnya. 

Anita menyampaikan, ia sudah mencoba mengobati AP, langkah awalnya melakukan pengobatan spiritual, karena ia mengaku tak mengerti penyebab AP seperti itu. 

“Saya waktu itu belum ke pengobatan medis, setelah itu saya mecoba membawa AP ke rumah sakit, tapi belum ada kesembuhn juga hingga sekarang,” katanya. 

Anita mengungkapkan alasannya menjual ponsel milik AP tersebut. “Saat itu saya bingung, keadaan saya tidak kerja, gak jualan. Suami waktu itu keadaan berbulan-bulan tidak memberi nafkah. Saya bingung. Ada barang itu (ponsel) saya jual buat makan sehari-hari,” ungkapnya dibarengi dengan tetesan air matanya. 

“AP syok mungkin, itu hasil sendiri, jerih payah sendiri, saya jual. Tapi saya izin saat ingin menjual. Mamah pinjam ya A, nanti mamah balikin kalau punya uang,” ucap Anita. 

Ia berharap, anaknya itu kembali sehat dan normal layaknya anak seusia AP. 

“AP sembuh, bisa sekolah, main lagi layaknya kawan yang lain. Ke suami, cari uang yang rajin untuk kehidupan anak-anak. Suami baru berangkat lagi kerja keluar kota dua pekan lalu,” ucapnya.***

TiketFest