CIREBON– Atap dua kelas di SDN 1 Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon ambruk, dampaknya puluhan siswa terpaksa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Gedung Serbaguna Pangeran Slingsingan, Senin (20/11/2023).
Hanya berjarak beberapa meter dari SDN 1 Kedungdawa, gedung serbaguna menjadi satu-satunya pilihan darurat bagi guru untuk KBM para siswa kelas 1 dan 2.
Wali kelas 2 Titi mengatakan, tidak mungkin melaksanakan KBM di masjid mengingat fungsi masjid sebagai tempat ibadah.
“Ini sudah Alhamdulillah bisa di gedung serbaguna, kalau di masjid kaya kemarin sangat tidak memungkinkan karena masjid kan untuk ibadah, dan anak-anak juga terkadang ramai khawatir mengganggu yang sholat,” katanya.
Di sisi lain, tidak memungkinkan melakukan rolling dengan kelas lainnya sebab, keterbatasan waktu.
“Kalau gantian sama kelas lain, waktunya nggak ada kan anak-anaknya banyak yang sekolah agama jadi ya di gedung serbaguna,” ucapnya.
Karenanya, lanjut Titi, untuk sementara waktu, KBM kelas 1 dan 2 akan dilaksanakan di gedung serbaguna meskipun harus mengemper di lantai.
“Alhamdulillah ini ada tempat darurat untuk sementara di sini,” ujarnya.
Meskipun memang, kata Titi, pelaksanaan KBM di gedung serbaguna cukup kerepotan dikarenakan minimnya sarana pendukung belajar dan konsentrasi siswa yang terpecah-pecah.
“Repot karena buku paket semua di sekolah jadi harus bolak balik sekolah, karena ini kan gedung serbaguna kadang dipake untuk bulu tangkis jadi mau ga mau harus bolak balik, belum papan tulisnya harus mendadak masukin karena kalau dipakai bulu tangkis kan dikeluarin,” paparnya.
Baru perihal sarana dan prasarana (sarpras), kata Titi, belum saat proses KBM banyak siswa yang akhirnya saling bersahut-sahutan bersenda gurau.
“Belum anak-anak nya pada ribut karena kan dua kelas jadi satu, dan tempatnya juga kurang mendukung untuk anak-anak agar konsentrasi belajar jadi ya pasti bersenda gurau,” jelasnya.
Terlebih alas tempat para siswa duduk langsung bersentuhan dengan lantai yang kurang bersih.
“Keluhan lain memang nggak ada tapi anak-anak ngeluh kotor karena kan ini anak-anak celana dan roknya putih jadi ngeluh kotor, di luar itu aman karena kan ada kipas ya, tapi mungkin nanti mata pelajaran olahraga bisa jadi gerah,” ujarnya.
Untuk jam masuk, kata Titi, sejauh ini tidak ada perubahan, sehingga masih mengikuti jam masuk sebelumnya.
“Mulai jam 7, istirahat jam 10 pulang jam 11. Upacara juga tetap dilaksanakan di sekolah. Nah ini repot hbais upacara anak-anak kelas 1 dan 2 kan harus ke sini (gedung serbaguna),” katanya.
Sementara itu, salah satu siswa kelas 2 Ova mengaku dirinya senang belajar di gedung serbaguna meskipun memang sedikit kotor.
“Seneng, berisik sedikit kok, karena deket rumah jadi senang,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan siswa lainnya, meskipun harus terganggu akan suara kawan-kawan yang saling bersenda gurau tetapi banyak siswa yang menikmati belajar darurat tersebut.*(Sarrah)