Berita

Belasan Eks Napiter di Cirebon Deklarasi Damai Pemilu 2024

476
×

Belasan Eks Napiter di Cirebon Deklarasi Damai Pemilu 2024

Sebarkan artikel ini
Belasan eks Napiter di Cirebon saat mengikrarkan Deklarasi damai Pemilu 2024 di Ponpes At-thahiriyah di Desa Warugede, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Rabu (25/10/2023). Foto: Dialog/Sarrah

CIREBON – Belasan eks narapidana teroris (Napiter) di Kabupaten Cirebon mengucapkan deklarasi damai Pemilu 2024 di Ponpes At-thahiriyah di Desa Warugede, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Rabu (25/10/2023).

Bersama Tim Identifikasi dan Sosialisasi (Idensos) Densus 88 belasan eks napiter yang tergabung dalam Komunitas Harapan Berkah tersebut menyuarakan komitmennya secara lantang di masjid Ponpes At-thahiriyah.

Scroll Untuk Lanjut Baca
Scroll Untuk Lanjut Baca

Salah seorang eks napiter aliran Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Yusuf Firdaus (53) mengungkapkan demokrasi dalam pemilu perlu diwujudkan dengan damai.

“Ketika pemilu (sebelumnya), komitmen kami merupakan jihad bagi kami saat itu, perjuangan kami dengan amaliah, sekarang karena ilmu yang bertambah kita bisa berubah, dan demokrasi dalam pemilu haruslah damai,” katanya, Rabu (25/10/2023).

Kendati memiliki cerita kurang baik di masa lalu, Yusuf bersama belasan eks napiter lainnya ingin menyukseskan Pemilu, terlebih pihaknya diterima baik oleh masyarakat, dan lainnya khususnya tim Idensos Densus 88.

“Meski kami memiliki cerita yang begitu tidak mengenakkan tapi di sini kami merasa diterima, kami diberikan kesempatan untuk berubah,” ujarnya.

Di sisi lain, eks napiter asal Tasikmalaya Gilang Taufik (37) menyampaikan, pemilu seringkali dijadikan momen merusak fasilitas publik hingga mengakibatkan perpecahan.

“Pengalaman saya dulu saat bergabung di JAD, momentum pemilu biasanya dijadikan sebagai ajang kesempatan untuk merusak,” tutur pria yang pernah ditangkap pada tahun 2018 tersebut karena tertangkap basah bergabung dalam teroris aliran JAD.

Bukan hanya merusak fasilitas umum, kata Gilang, tidak tanggung-tanggung dia pernah menjadi salah satu teroris yang membuat negara keos.

“Banyak kami merencanakan, ini (saat pemilu) momen tepat untuk membuat negara keos, dengan bentuk adu domba, bom, fitnah masih banyak lagi, agar rakyat saling serang dan tidak percaya,” jelasnya.

“Tapi saya pastikan, pesta demokrasi kali ini kami tidak lagi terlibat dalam kegaduhan seperti masa lalu,” tambahnya.

Justru, ia dan belasan eks napiter lainnya berkomitmen menjadi salah satu pelopor yang menciptakan pemilu damai.

“Sekarang berkat hidayah, kami berpikir momen 2024 menentukan masa depan bagi Indonesia, jangan sampai kita tidak memiliki andil untuk kemajuan bangsa ini,” tandasnya.*(adv/Sarrah)

TiketFest