CIREBON– Petambak garam di Pangenan, Kabupaten Cirebon terpaksa melakukan alih pekerjaan menjadi petani bawang. Kondisi tersebut terjadi karena cuaca buruk yang terjadi selama dua bulan terakhir.
Petambak garam, Ismail Marzuki menuturkan, dalam dua bulan terakhir ini tidak ada produksi garam. Hujan yang kerap kali mengguyur Kabupaten Cirebon membuat proses kristalisasi garam terhambat.
Menurut Ismail, langkah tersebut merupakan solusi terbaik untuk tetap mendapatkan penghidupan. Proses menyulap tambak garam menjadi lahan siap tanam nyaris tuntas dan segera ditanami bawang.
“Hujan sudah turun, percuma produksi garam. Bawang memiliki kekuatan dibandingkan garam,” kata Ismail di Kabupaten Cirebon, Senin (22/1/2023).
Ismail mengatakan, modal awal menanam sangat besar. Setidaknya, modal sebesar Rp30 juta disiapkan untuk menanam bawang di atas lahan 2.500 meter persegi.
Namun begitu, lanjutnya, ancaman gagal panen berpotensi menyerang akibat serangan hama maupun cuaca buruk di sekitar pesisir pantai utara Jawa.
“Meskipun ada ancaman kerugian, itu cuma berapa persen. Tetapi kalau garam, bisa sampai 100 persen,” katanya.
Produksi garam Kabupaten Cirebon paling rendah di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat.
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, daerah wilayah pantura yang merupakan penghasil garam yakni, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Karawang.
Dalam data tersebut, Kabupaten Cirebon sepanjang 2023 hanya mampu memproduksi garam sebanyak 409 ton.
Sementara, untuk Kabupaten Indramayu sepanjang 2023 mampu menghasilkan 30.479 ton dan Kabupaten Karawang menembus angka 1.338 ton.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), tambak garam di Kabupaten Cirebon berada di delapan wilayah kecamatan yakni, Losari, Gebang, Pangenan, Astanajapura, Mundu, Gunung Jati, Kapetakan, dan Suranenggala.
Dari delapan wilayah tersebut, luas tambak garam yang tersisa sebanyak 1.011 hektare. Sementara pada 2021, luas lahan tersebut mencapai 2.408 hektare.
Saat ini, lahan pertanian garam di Kabupaten Cirebon paling luas berada di Kecamatan Pangenan, seluas 785 hektare. Sementara paling kecil berada di Kecamatan Gunung Jati, dengan luas hanya 4 hektare. (Haqi)