CIREBON – Lurah Kesenden, Ruliyanto mengatakan, belum tuntasnya permasalahan sampah di Pantai Kesenden dikarenakan wilayah tersebut merupakan muara akhir perjalanan sampah dari hulu sungai.
“Jadi permasalahan sampah ini akarnya memang sampah yang terbawa melalui aliran sungai kedung pane,” katanya, Kamis (12/10/2023).
Dirinya melanjutkan, pihaknya juga sudah mencari solusi alternatif dengan cara membuat penahan sampah di sepanjang aliran sungai.
“Dibuatnya penahan sampah itu, dilakukan guna menahan sampah, dan baru didiskusikan antara pemerintah daerah yang dilalui oleh aliran sungai kedung pane,” lanjutnya.
Selain itu, dia juga meminta agar dibentuk satgas apung seperti yang ada pada daerah lain.
“Satgas apung ini berfungsi untuk menjaga kebersihan aliran sungai, itu bisa diterapkan di aliran sungai yang ada di Cirebon, sehingga sampah tidak mengalir kembali ke Pantai Kesenden,” ungkapnya.
Ruliyanto juga sudah meminta kepada instansi terkait untuk dimasukkan ke dalam perencanaan untuk potensi wisata.
“Barangkali Pantai Kesenden memiliki potensi wisata atau juga memiliki potensi ekonomi lain sehingga kebersihan laut kesenden bisa terjaga,” tuturnya.
Ia menjelaskan, sampah-sampah tersebut berasal dari anak Sungai Kedung Pane yang berasal dari Kabupaten Cirebon dan Kuningan.
“Kedung Pane kan memiliki anak sungai kecil yang berasal dari berbagai wilayah, contoh Kabupaten Cirebon, Kuningan dan yang lainnya dan bermuara di laut kesenden,” jelasnya.
Dirinya mengaku, sudah mendapatkan tinjauan dari Bapelitbangda dan dalam waktu dekat akan dirapatkan perumusan untuk Pantai Kesenden.
“Tanggal 14 dan 15 Oktober juga akan ada kegiatan clean up yang dinisiasi oleh komunitas pecinta lingkungan untuk melakukan pembersihan kembali Pantai Kesenden,” ungkapnya.
Ruliyanto juga berterimakasih atas adanya Pandawara yang menggugah kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan.
“Masyarakat juga lebih peduli terhadap lingkungan, jadi banyak masyarakat yang semakin peduli dengan lingkungan,” tutupnya.*(Sakti)