CIREBON – Data adalah kunci, dari segala aspek. Khususnya terkait penggunaan anggaran negara. Hal tersebut diungkapkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Abdul Halim Iskandar saat menyampaikan keynote speaker di Seminar Kepemimpinan dan Demokrasi di Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon, Kamis (20/6/2024).
“Data adalah kunci segala hal. Kita coba ubah, mulai dari pola pembangunan data makro menjadi data mikro. Ini tidak mudah tapi nantinya itu dapat menjadi lebih baik,” katanya.
Dikatakannya, pembangunan level desa perlu komitmen. Di semua level juga penting transparansi. “Mulai dari APBDes, perencanaan pembangunannya tidak hanya dihadiri perangkat desa, semua kelompok harus diundang,” ucapnya.
Setelah jadi perencanaannya, lanjut Abdul Halim, dipasang dipublish di desa masing-masing. Agar masyarakat tahu data APBDes.
“Makanya solusinya satu yakni data,” tegasnya lagi.
“Anggota dewan belum tentu hafal APBD, termasuk belum tentu hafal APBN,” imbuhnya.
Hadirnya APBDes, Dana berputar didesa sekitar Rp 4 triliun, jika diputar dengan baik maka desa membangun lebih baik dan bukan membangun oligarki.
“Saya mengajak mahasiswa melakukan monitor ini pemantauan pemandangan desa. Sisihkan waktu sejenak memperhatikan pembangunan desa,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UGJ, Prof DR Ir Achmad Faqih MP menjelaskan, kehadiran Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia menyampaikan tentang desa, menjadi desa yang maju dalam mengelola APBDes dibutuhkan SDM yang handal, ketika desa memiliki SDM handal maka desa akan maju.
“Ketika SDM desa bagus, maka tidak perlu ke kota tapi cukup memajukan desanya,” ungkap Rektor.***