CIREBON – Paguyuban Masyarakat Cirebon (Pamaci) Gema Damar resmi memiliki Ketua Umum dan Ketua Harian, dengan dilantiknya Aulia Priyandana Sukandar dan Adji Priatna di salah satu hotel di Jalan Siliwangi, Kejaksan, Senin (8/7/2024).
Keduanya dipercaya menjadi pimpinan pengurus Pamaci Gema Damar yang ingin melanjutkan perjuangan memajukan Cirebon.
Ketua Harian Pamaci Adji Priatna mengatakan, selama ini Pamaci yang berdiri pada tahun 1998 dikenal sebagai organisasi mengkhususkan diri di bidang seni dan budaya Cirebon.
Mereka mengumumkan adanya pergantian kepemimpinan. Pergantian ini diharapkan dapat memberikan tongkat estafet kepada generasi yang lebih muda dan kreatif.
“Organisasi ini tidak hanya akan fokus pada seni dan budaya, tetapi juga akan berperan dalam kontrol sosial, politik, budaya, hukum, dan lainnya, khususnya untuk menuju Cirebon yang guyub dan sejahtera,” ungkap Adji.
Adji menambahkan Pamaci sebagai organisasi yang independen hanya bisa mendukung agar Pilkada Kota Cirebon.
“Kami mendorong Pemilukada 2024 dapat menghasilkan pemimpin yang mampu membuat Cirebon lebih maju, guyub, dan sejahtera,” ujar Adji.
Organisasi ini, lanjut Adji juga siap mengawal penyelenggaraan Pilkada agar prosesnya kondusif.
Tampak pelantikan berjalan lancar dengan ornamen dan budaya yang lekat khas Cirebon.
Pelantikan berjalan khidmat ditandai dengan penyerahan bendera pataka Pamaci dari Dewan Pembina ke Ketua Umum yang diteruskan ke Ketua Harian.
Pada kesempatan tersebut PJ Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, M. Arif Kurniawan, ST mengatakan Pemerintah Daerah Kota Cirebon mengucapkan selamat atas dilantiknya pengurus Pamaci Gema Damar.
“Keberadaan Pamaci Gema Damar tentunya menjadi momentum peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan serta gerakan moral bersama,” ungkap Arif.
Arif meyakini Pamaci Gema Damar akan berkiprah dan bekerja sama dengan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pamaci Gema Damar berkomitmen untuk terus mendukung berbagai upaya yang dapat menjadikan Cirebon lebih guyub dan sejahtera, serta tetap melestarikan seni dan budaya lokal.***