CIREBON – Pedestrian bantaran Sungai Sukalila saat ini masih terbengkalai usai ambruk pada Maret 2024 lalu.
Kepala Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Cirebon, Nanang Rosadi mengatakan, memang untuk program Kotakunya sendiri sudah berakhir pada tahun 2023 lalu.
“Memang kalau program Kotakunya sendiri sudah dibubarkan pada tahun 2023 lalu, itu salah satu infrastruktur yang sudah dibangun di Panjunan dan anggarannya dari kementerian PUPR,” katanya, Kamis (19/9/2024).
Dirinya melanjutkan, untuk kerusakan pedestrian yang ada di muara Sungai Sukalila sendiri, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak balai yang memiliki tanggung jawab, dan merupakan kepanjangan dari kementerian,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan, untuk memperbaiki pedestrian tersebut sudah diberikan beberapa usulan, salah satunya program optimalisasi, pemeliharaan, operasi, dan rehabilitasi (Opor).
“Dalam program tersebut juga kita juga selain memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah dibangun, kita juga berupaya optimalisasi pengentasan kemiskinan yang ada di kelurahan Kebonbaru,” ungkapnya.
Hanya saja, sampai saat ini belum ada realisasi dari pemerintah pusat, yang kemungkinan didasari oleh masuknya pemerintahan transisi.
“Dari kementerian itu belum ada tindak lanjut, atau persetujuan, solusi yang kedua dilakukan perbaikan dari anggaran-anggaran sisa lelang yang ada di balai, hanya saja belum bisa dilaksanakan,” tuturnya.
Nanang mengatakan, untuk perbaikan sendiri sudah dianggaran melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2025.
“Kalau di tahun 2024 sendiri kita tidak tahu, kalau di perubahan pihak balai sudah menganggarkan sekitar Rp 1,3 miliar untuk perbaikan pedestrian, karena kemungkinan harus diperbaiki dari segi pondasinya,” katanya.***(Sakti)