CIREBON – Pemerintah Kota Cirebon tanggapi polemik perebutan tahta di Keraton Kasepuhan Cirebon .
Penjabat Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan, memang konflik tersebut ada kesalahpahaman dari kedua belah pihak.
“Memang menurut saya, yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut yang bisa menyelesaikannya hanyalah keluarga,” katanya, Kamis (3/10/2024).
Dirinya melanjutkan, pihaknya sudah pernah mempertemukan antara pihak-pihak yang mengaku sebagai sultan.
“Memang kita sudah pernah jembatani, akan tetapi kita tidak bisa terlalu jauh ya, yang bisa menyelesaikan ya internal keluarga mereka,” lanjutnya.
Ia menuturkan, untuk mengambil alih keraton Kasepuhan sendiri memerlukan regulasi yang kuat.
“Karena itu bukan bagian dari sengketa yang harus diamankan, tapi memang dengan dasar perlindungan objek cagar budaya memang bisa,” tuturnya.
Agus menjelaskan, pihaknya sudah siap untuk memfasilitasi asalkan semua pihak mau untuk menyelesaikan.
“Jadi nantinya jangan sampai ada bahasa Iki pokoke, jare kita, nah itu artinya tidak bisa sepakat, kalau sudah satu visi kita siap bahkan dengan Pj Gubernur kita siap,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, kisruh yang terjadi disana akan berdampak kepada kunjungan wisatawan.
“Pasti berdampak, orang juga pasti akan enggan datang, bahkan untuk menyelenggarakan event saja akan enggan,” ungkapnya.
Sebelumnya, terjadi kekisruhan antara pangeran kuda putih atau Heru Nursamsi dengan pihak Keraton Kasepuhan.***(Sakti)