CIREBON– Ruang kelas 7B SMPN 2 Greged, di Desa Sindangkempeng, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon ambruk pada Jumat (12/1/2024) sekira pukul 09.00 WIB.
Dari kejadian nahas tersebut terdapat 6 siswa yang terluka, yakni 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
“Dari 32 siswa ada korban luka ringan sebanyak 6 orang siswa 3 perempuan dan 3 laki-laki seusai kejadian langsung dilarikan ke puskesmas Nanggela dan sekarang sudah kembali kebrumah masing-masing,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Roniyanto, saat meninjau langsung TKP, Jumat (12/1/2024).
Bukan hanya ruang kelas 7B, kata Roniyanto, terdapat satu ruang guru, dan 1 ruang UKS yang turut ambruk.
“Sebanyak 1 lokal ruang belajar dan 1 lokal ruang guru dan wc, juga UKS,” ungkap Roniyanto.
Untuk sementara dugaan penyebab ambruknya atap sekolah, kata Roniyanto yakni dikarenakan kerangka baja ringan yang tak mampu menahan beban genteng berbahan beton.
“Saya rasa karena ini baja ringan, sementara atapnya genteng beton sehingga tidak mampu menopang beban, apalagi semalam hujan besar,” ujarnya.
“Dari sini langkah berikutnya kami akan melarang pemakaian genteng beton, jadi kalau kerangka baja ringan maka gentengnya pakai genteng metal,” tambahnya.
Roniyanto akan mempertimbangkan dan mengevaluasi kembali kontruksi bangunan khususnya berbahan baja ringan.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Greged Heriyanto mengatakan, tidak ada korban jiwa selain 6 siswa yang disebut Roniyanto sebelumnya.
“Tidak ada korban dari guru karena kebetulan guru di luar ruangan, korban semuanya siswa 3 putra dan 3 putri,” ucapnya.
Luka yang dialami ke 6 siswa kata Heriyanto, tergolong ringan.
“Lukanya ringan, Alhamdulillah ada yang terkena satu orang anak di bagian belakang telinga,” ungkap Heriyanto.
Akibat kejadian nahas ini sekolah memulangkan seluruh siswa dan akan mengalihkan kegiatan belajar mengajar dan ruang staf guru ke ruangan lain.
“Nantinya untuk ruang guru akan dialihkan ke ruang perpustakaan, dan untuk ruang kelas 7B ke ruang multimedia,” tandasnya.*(Sarrah)