JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Palestina dan Israel agar mengakhiri permusuhan yang menyebabkan kerugian pada kedua belah pihak.
“Lebih dari 1.000 orang tewas dan semakin banyak yang mengalami luka-luka akibat aksi kekerasan mengerikan oleh (kelompok Palestina) Hamas pada Sabtu di Israel, dan bombardemen berhari-hari Israel di Gaza,” kata WHO dilansir dari ANTARA, Rabu (11/10/2023).
WHO juga telah menawarkan bantuan kepada pejabat kesehatan Israel dan Palestina.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi telah menyetujui permintaan WHO untuk memfasilitasi pengiriman pasokan obat-obatan dan bantuan kemanusiaan lainnya dari WHO untuk Gaza melalui pintu lintas batas Rafah.
“Koridor transportasi tersebut harus dilindungi,” ungkap WHO.
Mengingat rumah sakit-rumah sakit di Gaza beroperasi menggunakan generator cadangan yang bahan bakarnya kemungkinan habis dalam beberapa hari, WHO menyatakan “respons kesehatan untuk menyelamatkan nyawa para korban saat ini tergantung kepada secepat mungkin menyalurkan pasokan dan bahan bakar ke fasilitas-fasilitas kesehatan.”
WHO juga berupaya untuk segera mendapatkan pasokan medis secara lokal guna memenuhi permintaan dan juga menyiapkan pasokan dari Pusat Logistik Medis Global di Dubai.
WHO menyatakan “keprihatinan mendalam” atas kesehatan dan kesejahteraan para sandera, termasuk warga sipil lanjut usia, yang ditangkap Hamas Sabtu pekan lalu.
“Kesehatan dan kebutuhan medis para sandera ini harus segera ditangani, dan WHO menyerukan pembebasan mereka dengan aman,” tambah WHO.
Hamas meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa pada Sabtu pagi dengan menembakkan rentetan roket dan menyusup masuk wilayah Israel.
Serangan mendadak itu merupakan respons terhadap penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya aksi kekerasan para pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
Sebagai balasan, militer Israel meluncurkan Operasi Pedang Besi untuk melawan Hamas di Jalur Gaza.
Sejauh ini lebih dari 1.900 orang tewas dalam aksi kekerasan, termasuk sedikitnya 900 warga Palestina dan 1.000 warga Israel.
Israel telah memutus pasokan air dan listrik ke Gaza sehingga memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di daerah kantong yang terblokade tersebut.
Menjadi tempat tinggal bagi 2,2 juta orang, Jalur Gaza sudah terguncang akibat blokade Israel sejak 2007.*