Scroll untuk baca artikel
BeritaCirebon

Kekeringan, 1300 Ha Areal Persawahan di Cirebon Alami Gagal Tanam

338
×

Kekeringan, 1300 Ha Areal Persawahan di Cirebon Alami Gagal Tanam

Sebarkan artikel ini

CIREBON – Sekitar 1300 hectare (ha) dari 42.000 ha areal persawahan di Kabupaten Cirebon mengalami gagal tanam dan gagal panen pada musim kemarau tahun ini. Para petani pun khawatir akan penurunan hasil panen. Meski demikian, kekeringan lahan pertanian ini diklaim masih aman.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abubakar menyampaikan, dari 42.000 ha areal persawahan di Kabupaten Cirebon, sekitar 1300 ha mengalami kekeringan hingga gagal tanam bahkan gagal panen. “Ini kekeringan dari bulan September. Namun alhamdulillah supali air dari Waduk Jatigede dan Waduk Dharma ditambah, semoga dengan penambahan suplai ini kekeringan tidak semakin nambah parah,” tutur Tasrip kepada Dialog Indonesia, Senin (7/10/2024).

Tidak hanya kekeringan pada lahan pertanian, warga terdampak kekeringan ini diperkirakan dapat terus bertambah. Ada tiga faktor yang dapat menjadi indikasi meluasnya dampak kekeringan ini. Pertama ialah lamanya durasi kemarau panjang. Berdasarkan data BMKG, kekeringan ini tidak dapat dilepaskan dari terjadinya fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya melanda Indonesia. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ke Alex Suheriyawan mengatakan, pihaknya telah melakukan pemulihan lahan pertanian yang terdampak kekeringan selama musim kemarau.

Dikatakannya, upaya pemulihan ini bertujuan untuk mengurangi dampak kekeringan, yang di tahun sebelumnya menyebabkan kerusakan signifikan pada lahan pertanian di wilayah Kabupaten Cirebon.

“Sektor pertanian di Kabupaten Cirebon merupakan salah satu penyumbang utama ketahanan pangan di Jawa Barat, sehingga upaya pemulihan ini menjadi prioritas bagi pemerintah daerah. Kami juga telah telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cirebon, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) setempat untuk memastikan ketersediaan air irigasi yang memadai,” jelasnya.***(via)

TiketFest