CIREBON – Kepercayaan masyarakat terhadap Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon terus menunjukkan tren positif. Hal ini terbukti dari antusiasme ribuan mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan Orientasi Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (Okkagati) tahun akademik 2025/2026, yang digelar di Auditorium Kampus I UGJ Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Senin – Selasa (6-7/10/2025).
Kegiatan Okkagati tahun ini menjadi momentum penting bagi UGJ yang berhasil mempertahankan kepercayaan publik di tengah menurunnya jumlah mahasiswa baru di banyak perguruan tinggi swasta.
Rektor UGJ, Dr. H. Achmad Faqih, M.Si, mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian tersebut.
“Tahun akademik 2025/2026 ini UGJ telah menerima mahasiswa baru reguler S1 dan pascasarjana dan mahasiswa PPG, yang totalnya mencapai 6.400 mahasiswa baru. Ini pencapaian besar karena di saat banyak kampus swasta mengalami penurunan, UGJ justru tetap dipercaya masyarakat,” ujar Rektor.
Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari capaian akreditasi unggul yang menjadi modal utama UGJ dalam memperkuat kepercayaan masyarakat dan pemerintah. Ia juga menegaskan bahwa UGJ kini tengah bertransformasi menuju kampus digital dan berkelas internasional.
“Kita akan bergerak menuju kampus digital—baik dari sisi dosen, mahasiswa, maupun sistem pembelajaran. Selain itu, UGJ juga menyiapkan langkah strategis untuk membuka program studi bertaraf internasional dan menerima mahasiswa asing dari berbagai negara,” lanjutnya.
Saat ini, UGJ telah menerima mahasiswa asing asal Timor Leste (3 orang) melalui beasiswa Yayasan, dan 2 mahasiswa asal Malaysia secara mandiri. Langkah ini menjadi awal dari komitmen UGJ dalam memperluas jejaring internasional.
Rektor menambahkan, UGJ juga terus memperkuat sinergi dengan dunia industri dan usaha. Melalui konsep pembelajaran berbasis pengalaman, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memahami teori, tetapi juga aktif di lapangan melalui program magang, KKN, dan kewirausahaan.
“Alhamdulillah, dalam wisuda terakhir, 25 persen lulusan UGJ langsung diterima di dunia kerja. Ini menunjukkan bahwa kualitas lulusan kita diakui dan dibutuhkan oleh industri,” ujar Faqih.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati, Dr. H. Mukarto Siswoyo, M.Si, menyampaikan bahwa mahasiswa baru tahun ini akan menjadi angkatan pertama yang menjalani kurikulum 40:60—yaitu 40 persen teori dan 60 persen praktik lapangan.
“Kurikulum ini dirancang agar mahasiswa lebih siap menghadapi dunia kerja. Mereka akan banyak mendapatkan pengalaman lapangan melalui magang, belajar mandiri, KKN, maupun pengabdian masyarakat. Ini juga bagian dari transformasi UGJ menuju kampus berorientasi link and match dengan dunia usaha dan industri,” tutur Mukarto.
Mukarto menegaskan, implementasi kurikulum baru dan digitalisasi kampus merupakan langkah strategis UGJ dalam menyiapkan generasi adaptif dan kompetitif.
“Saya yakin mahasiswa baru ini akan mampu beradaptasi dan menjadi bagian dari proyek besar transformasi UGJ. Mereka tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja,” tegasnya.
Melalui semangat transformasi digital, penerapan kurikulum berbasis praktik, serta meningkatnya kepercayaan masyarakat, UGJ Cirebon menegaskan komitmennya untuk terus mencetak lulusan unggul, berkarakter, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global.***











