TASIKMALAYA – Seorang bayi dengan berat 1,5 kilogram meninggal dunia diduga akibat pelayanan buruk salah satu klinik di Tasikmalaya.
Melalui akun instagram @nadiaanastasyasilvera, seroang wanita yang mengaku dari ayah kandung korban menceritakan kronologi kejadian.
Pada hari Senin (13/11/2023) pukul 16.00 WIB, ibu korban datang ke klinik langganannya tersebut untuk melahirkan. Namun bidan yang menangani menyebut pasien belum waktunya melahirkan dan disuruh pulang ke rumah.
Kemudian pukul 20.00 WIB pasien kembali ke klinik namun tidak ditangani.
Sekitar pukul 21.30 WIB, setelah mengalami sejumlah tanda-tanda melahirkan, bidan tetap menyebut pasien belum saatnya melahirkan.
“Tepat pukul 22.00 WIB istri saya melahirkan, pada saar proses melahirkan bidan tidak berhenti main handphone, dan yang lebih parahnya bida tersebut menjadikan istri saya bahan praktek kepada mahasiswa yang sedang praktek di klinik tersebut,” kata ayah kandung bayi dikutip dari akun instagram @nadiaanastasyasilvera, Selasa (21/11/2023).
Bidan kemudian menyebut bayi tersebut lahir dengan berat 1,7 kilogram.
“Istri saya dibiarkan tidak dirawat dengan baik pasca melahirkan,” katanya.
Di sisi lain, sang bayi di inkubator dalam posisi memakai baju dua lapis dan dipakaikan sarung tangan serta panel bayi.
“Pada waktu itu bidan menyebut bahwa kondisi bayi tidak normal BB kecil dan nafasnya tidak dalam kondisi baik. Bidan jaga tersebut bilang akan koordinasi dulu dengan pihak rumah sakit, apakah harus di inkubator atau tidak,” ungkapnya.
Bidan juga menyebut bayi itu belum bisa diberi ASI dan kondisinya akan terus diobservasi setiap jam sekali.
“Empat jam berlalu, sekitar pukul 03.15 dini hari sata gedor pintu ruangan bidan,” katanya.
Bidan kemudian membawa bayi ke ruangan ibunya untuk diberi ASI. Namun, ASI sang ibu tidak keluar sama sekali.
Selanjutnya, pukul 07.00 WIB, bayi tersebut dimandikan oleh bidan. Setelah itu, pasien diperbolehkan untuk pulang ke rumah.
Keluarga kembali menanyakan kepastian kondisi bayi tersebut pada pihak klinik. Namun, jawabannya tetap sama, pasien dan anaknya sudah bisa pulang karena sehat dan tidak perlu dibawa ke rumah sakit.
Setelah membayar biaya persalinan Rp 1 juta (tanpa diberi rincian), mereka pulang ke rumah.
“Anak saya pulang pun tidak diberikan surat kepulangan, berkas-berkas kepulangan, surat keterangan sehat bahwa anak sudah diperbolehkan pulang dan dirawat di rumah. Hanya bilang tiga hari ke depan harus kontrol,” katanya.
Sesampainya di rumah, bayi tersebut tidak masuk ASI sama sekali. Bidan menyarankan membeli susu penambah berat badan.
Selang beberapa jam, detak jantung bayi tersebut berhenti dan tidak bergerak. Mereka langsung menghubungi pihak klinik namun tak ada jawaban.
Setelah pergi ke klinik, bayi dinyatakan meninggal. Karena penasaran, keluarga membawa bayi ke rumah sakit.
Setelah ditangani dan ditimbang kembali oleh pihak rumah sakit, bayi tersebut beratnya hanya 1,5 kilogram dan dinyatakan sudah meninggal.*