CIREBON – Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Cirebon 2024, partisipasi pemilih merosot sebesar 4 persen dibandingkan dengan Pilkada 2018. Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon telah menggencarkan berbagai program sosialisasi, hasil yang diharapkan jauh dari target.
Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Esya Karnia Puspawati, mengungkapkan hanya 59 persen pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada 27 November 2024 lalu. Angka ini turun dari 63 persen pada Pilkada 2018 dan jauh dari target ambisius 70 persen yang ditetapkan.
“Kami sudah berupaya maksimal melalui sosialisasi, pendidikan politik, dan pelibatan komunitas lokal, tetapi hasilnya belum optimal,” ujar Esya dalam rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara di Ballroom UMC, Rabu (4/12/2024).
Beberapa faktor dinilai menjadi penyebab rendahnya partisipasi, termasuk kurangnya kesadaran politik, terutama di kalangan pemilih muda dan warga urban. Selain itu, tingginya mobilitas penduduk yang bekerja di luar Kabupaten Cirebon juga menyulitkan proses pemilihan.
Regrouping tempat pemungutan suara (TPS) turut disorot sebagai biang keladi. Dengan meningkatnya jumlah pemilih per TPS dari rata-rata 300 menjadi 600 orang, aksesibilitas dan kenyamanan pemilih terganggu.
“Regrouping TPS membuat beberapa pemilih merasa kesulitan. Ini menjadi catatan penting bagi kami untuk evaluasi,” tambah Esya.
Penurunan ini menjadi pukulan bagi KPU, yang kini dihadapkan pada tugas besar untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu. Esya menegaskan bahwa peningkatan partisipasi pemilih bukan hanya tanggung jawab KPU, melainkan semua elemen masyarakat.
“Kita semua harus bekerja sama. Jika tidak ada perubahan signifikan, demokrasi kita akan terus terancam oleh apatisme,” katanya.
Meski demikian, Pilkada 2024 mencatat kemajuan dalam penerapan teknologi melalui Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap). Sistem ini mempermudah akses publik terhadap hasil rekapitulasi suara secara digital. Namun, kendala teknis seperti kualitas foto formulir C1 Plano menjadi hambatan dalam menyampaikan informasi secara optimal.*** (Didin)