JAKARTA- Dokter spesialis saraf (neurologi) RS Cipto Mangunkusumo, dr. Dinda Dafiri Sp.N(K), mengingatkan bahwa keluhan vertigo yang disertai nyeri kepala dan terjadi mendadak dapat menunjukkan adanya penyakit yang berpotensi mengarah pada gejala awal stroke.
“Dalam hal ini, ada keluhan berputar, nyeri kepala berdenyut, dan rasa berat di kepala. Jika terdapat gejala tambahan seperti pusing, mual, atau muntah, ini bisa menjadi tanda vertigo yang mengarah ke stroke,” ujar Dinda yang dikutip dari ANTARA, Kamis (9/11).
Dinda menambahkan bahwa gejala lain, seperti pandangan yang buram atau ganda, sensasi kebas di sekitar wajah atau mulut, kelemahan dan kesemutan di satu sisi tubuh, serta gerakan mata yang tidak terkendali, dapat dikategorikan sebagai gejala vertigo yang mengarah pada stroke karena menyerang otak dan terjadi secara tiba-tiba.
Dokter yang lulus dari Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa vertigo sendiri bukanlah penyakit, melainkan gejala yang dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan lain.
Vertigo adalah sensasi salah, dengan perasaan bahwa ruangan berputar meskipun dalam keadaan diam.
Seringkali, vertigo menyerang saraf keseimbangan di dalam telinga tengah, yang umumnya dianggap ringan. Namun, jika vertigo menyerang otak, baik otak besar maupun batang otak, dapat menjadi gejala awal stroke.
Jika mengalami serangan vertigo yang hebat di rumah, Dinda menyarankan untuk tetap duduk atau berbaring. Jika rasa pusing semakin parah, disarankan untuk membuka mata dan fokus pada satu titik untuk mengurangi sensasi berputar.
“Jangan bergerak sampai keluhan berputar mengalami perbaikan. Jika dalam satu hari belum terjadi perbaikan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter,” tambah Dinda.
Dinda menegaskan bahwa vertigo bukanlah penyakit yang dapat sembuh dengan mengonsumsi obat. Jika keluhan vertigo berlangsung terus menerus, disarankan untuk segera mengunjungi dokter spesialis saraf guna mengetahui penyebabnya.
Jika vertigo disebabkan oleh masalah di saraf keseimbangan di telinga, terapi khusus dengan gerakan tertentu dapat diberikan. Pasien dapat melakukan terapi di rumah dengan mengikuti gerakan yang tersedia online, dilakukan tiga kali sehari selama dua minggu untuk membantu tubuh beradaptasi terhadap sensasi berputar.
“Jika vertigo bersifat berulang, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebabnya dan merencanakan tindakan yang sesuai. Vertigo yang berulang, terutama jika terjadi tiga kali dalam satu hari, dapat menjadi pertanda stroke,” tambah Dinda.
Dalam hal vertigo yang mungkin menjadi gejala stroke, disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat dan menghindari konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan untuk mendukung kesehatan otak dan mencegah risiko stroke.*