Scroll untuk baca artikel
BeritaCirebon

Cerita Rifa, Mahasiswa di Cirebon yang Vokal dalam Ujuk Rasa

380
×

Cerita Rifa, Mahasiswa di Cirebon yang Vokal dalam Ujuk Rasa

Sebarkan artikel ini
Rifa Amrizal Fadilah (Dokumentasi pribadi Rifa)

CIREBON – Rifa Amrizal Fadilah, mahasiswa di Cirebon bercerita tentang aktivitasnya selain mengkuti perkuliahan yakni berorganisasi. Dalam kesibukan yang masih di sekitar kampusnya tersebut Rifa tidak tinggal diam mengenai informasi dan isu-isu yang ada di luar kampus.

Bahkan, dia sering turun langsung di jalanan untuk menyuarakan aspirasinya sendiri dan masyarakat pada umumnya terkait kebijakan pemerintah.

Kepada Dialog Indonesia, Rifa mengungkapkan alasannya sering terlibat dalam aksi demontrasi.

“Hal yang membuat saya tertarik untuk ikut serta dalam demonstrasi atau protes adalah karena dari keresahan pribadi dan juga masyarakat yang memang pastinya terkena dampak dari adanya kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah,” ungkapnya, Jumat (2/2/2024).

Dikatakan Rifa, ketika adanya demonstrasi atau protes dari masyarakat ini membuktikan bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut belum sejalan dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat.

“Kami, masyarakat pastinya menginginkan adanya keberpihakan pemerintah dalam membuat kebijakan kepada masyarakat,” katanya.

Bagaimana Rifa pertama kali terlibat dalam aktivisme atau gerakan sosial? Apa yang mendorongnya untuk melibatkan diri? Ia menjawab tegas, karena melihat adanya ketidakadilan.

Dari situ, Rifa mulai tergerak untuk melibatkan diri mengikuti gerakan sosial atau aksi, karena sebagai seorang mahasiswa sudah sepatutnya untuk tahu tentang kondisi yang ada di masyarakat apakah memang kebijakan yang dibuat ini menguntungkan atau merugikan kepada masyarakat.

“Ketika ada ketidakadilan maka sudah seharusnya sebagai seorang mahasiswa untuk bisa ikut andil dalam gerakan sosial,” tegasnya.

Apakah ada momen khusus atau peristiwa tertentu yang membuatmu semakin aktif dalam demonstrasi? Menurut Rifa, tidak ada momen khusus yang membuatnya semakin aktif.

“Namun, dari keresahan tersebut lah yang membuat saya semakin aktif untuk bisa ikut dalam demonstrasi,” ujarnya.

Apakah ada nilai atau tujuan tertentu yang paling penting bagi kamu ketika ikut demo? Rifa mengatakan, hal itu, menurutnya, untuk mencoba memengaruhi kesadaran itu adalah dengan menuangkan pikiran dan perspektif kepada para audiens aksi atau demonstrasi.

“Membuka pikiran teman- teman yang lain bahwa dengan adanya gerakan tersebut ini bisa menjadi salah satu cara untuk membuat perubahan,” ujarnya.

Apakah ada tantangan atau hambatan yang pernah kamu alami? Rifa mengaku, tantanganya yang dihadapi ketika melakukan aksi atau demonstrasi adalah adanya provokasi oleh orang yang mungkin ingin perpecahan antara demonstran dengan aparat kepolisian yang menjaga kekondusifitasan aksi.

“Seringkali demonstrasi tersebut diakhiri dengan adanya adu lempar atau bahkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian dan itu terjadi karena adanya propokasi atau apapunitu dalam berjalannya aksi,” ucapnya.

Apakah ada kejadian atau momen tertentu selama demonstrasi yang sangat memengaruhi atau mengubah perspektif kamu? Menurut Rifa, momen yang mengubah perspektif dalam aksi demonstrasi yaitu bahwa keributan antara aparat kepolisian dan masyarakat yang terjadi pada saat aksi demontrasi itu terjadi bukan karena hal yang harus dilakukan tapi memang adanya provokasi dari orang yang menginginkan adanya perpecahan.

Apakah kamu memiliki saran atau inspirasi bagi generasi milenial lainnya yang mungkin ingin terlibat dalam aktivisme atau demonstrasi?

“Saran saya kepada generasi muda, jangan selalu menganggap bahwa aksi demonstrasi itu adalah hal yang negatif, hal yang kuno,” ujarnya.

Demonstrasi adalah jalan terakhir ketika sang pemangku kebijakan membuat kebijakan sewenang-wenangnya. Jangan pernah untuk bersikap apatis dengan pemerintah yang sembarangan dalam membuat kebijakan.*(Hasan)

TiketFest