CIREBON – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) mengungkapkan Jumlah kekerasan pada anak di Kota Cirebon bertambah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Suwarso Budi mengatakan, berdasarkan data sampai dengan bulan Juli 2024, jumlah kekerasan pada anak saat ini mencapai 38 kasus.
“Untuk data sendiri sampai bulan Juli ada 38 kasus, sementara pada tahun 2023 lalu sampai dengan bulan Desember hanya 36 kasus,” katanya, Kamis (26/9/2024).
Dirinya melanjutkan, dari 38 kasus tersebut mayoritas kekerasan seksual terhadap anak termasuk anak laki laki dan perempuan.
“Memang dampak dari kekerasan anak tersebut sangat rumit, untuk masa pemulihan mentalnya sendiri tergantung kondisi anaknya,” lanjutnya.
Ia menuturkan, kekerasan pada anak Bulying dsb termasuk pelecehan seksual tersebut dipengaruhi oleh pergaulan dan terkadang karena faktor pengasuhan orang tuanya.
“Bahkan ada kasus, ibu mengeksploitasi anaknya ke orang lain, tapi anaknya juga menikmati dan mereka berdua tidak mau melaporkan kasus tersebut,” tuturnya.
Suwarso menjelaskan, untuk mencegah hal-hal tersebut pihaknya bekerjasama dengan sekolah melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah sebagai bagian dari program Profil Pelajar Pancasila .
“Kita sudah lakukan sosialisasi mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan SMA, untuk mencegah hal-hal tersebut,” jelasnya.
Anak yang berpotensi menjadi korban bullying biasanya memiliki karakteristik dianggap lemah, pemalu, tertutup, menyendiri.
Maka dari itu penting untuk keluarga, masyarakat maupun sekolah untuk selalu aware terhadap anak dengan kondisi seperti itu, dan mendorong mereka untuk bisa aktif dan bersosialisasi dengan baik di lingkungannya.
“Selalu kembangkan keterampilan non kognitif bagi anak, karena anak anak perlu mengeluarkan energi mereka pada hal positif dan tugas kami dan lingkungan lah yang memfasilitasi hal tersebut agar energi mereka disalurkan pada kegiatan positif,” paparnya.
Selain itu pengasuhan positif juga tentu sangatlah penting membangun mental anak anak kita agar tidak sampai menjadi korban maupun pelaku bullying dan kekerasan.
Ia mengatakan, masyarakat juga seharusnya lebih aware terhadap permasalahan seperti itu.
“Rasa kepedulian sosial misalnya melihat anak anak berduaan pada tempat yg tidak semestinya kita sungkan untuk menegur,” katanya.
Maka dari itu terdapat tips untuk mencegah kekerasan pada anak diantaranya meningkatkan pemahaman ttg bentuk/jenis kekerasan pd anak dan mengenali potensi terjadinya kekerasan.
Meningkatan kesadaran akan dampak atau resiko yang bisa ditimbulkan dari tindakan kekerasan tersebut.
Menciptakan lingkungan yg aman, nyaman dan inklusif bagi anak, mendorong kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan kerjasama, saling menghormati dan empati kepada anak.
Menyediakan sistem pelaporan/pengaduan yg aman dan mudah diakses, menyediakan fasilitas pengawasan di area-area yang berpotensi untuk terjadinya kekerasan.***(Sakti)