Scroll untuk baca artikel
Politik

PDIP Berikan Tanggapan Terhadap Kehadiran Gibran di Kopdarnas PSI

664
×

PDIP Berikan Tanggapan Terhadap Kehadiran Gibran di Kopdarnas PSI

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) bersama Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko (tengah) dan tokoh nasional Yenny Wahid (kanan) menghadiri Kopdarnas PSI di Tenis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023). PSI menggelar Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) yang diikuti ribuan kader dan simpatisan sebagai bagian dari langkah menuju pemenangan pada Pemilu 2024. (Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)

JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, memberikan tanggapan terhadap kehadiran Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Said mengatakan bahwa kehadiran Gibran sebagai kepala daerah yang dianggap sukses adalah hal yang wajar.

“Sebagai kader PDI Perjuangan, Mas Gibran sangat tahu fatsun politik,” ujar Said yang dikutip dari ANTARA, Kamis (24/8/23)

Said mengungkapkan bahwa Gibran pernah mengatakan bahwa banyak kader muda yang gigih dalam dunia politik di PSI.

Namun, Gibran juga memberikan apresiasi lebih banyak lagi pada kader muda yang hebat di PDIP.

Said menambahkan bahwa Gibran lebih banyak berperan sebagai seseorang yang berbagi pengalaman dan memberikan apresiasi, karena saat itu PSI menjadi salah satu pendukung dalam kontestasi pilkada di Surakarta.

“Bagi kami, ini adalah hal yang baik. Ini berarti kapasitas dan integritas Mas Gibran sebagai kader PDI Perjuangan diakui oleh partai lain,” tambahnya.

Selain itu, Said juga melihat bahwa Gibran membawa semangat persatuan kepada semua pihak. Oleh karena itu, kunjungan Gibran ke berbagai acara politik diartikan sebagai bentuk kepemimpinan yang inklusif, ramah, dan mampu menyatukan berbagai pihak.

Model kepemimpinan seperti ini, lanjut Said, merupakan contoh yang bisa dijadikan teladan dan cerminan pemimpin masa depan, terutama dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

“Dengan semangat persatuan, inilah dasar untuk membangun kerja gotong royong, yang merupakan jiwa penting Pancasila,” tambah Said.

Dia menilai bahwa Gibran, sebagai putra pertama Presiden Jokowi, mengajak generasi muda untuk aktif berpartisipasi dalam politik. Ajakan ini dianggap positif bagi perkembangan demokrasi di masa depan, karena semakin banyak generasi muda yang peduli terhadap politik.

Hal ini tentu memberikan harapan baik bagi kualitas pemilih dan para pemimpin, karena dengan rasa peduli ini berarti literasi politik semakin meningkat.

Namun, Said menjelaskan bahwa peduli tidak sama dengan mobilisasi.

“Mobilisasi hanya melibatkan kehadiran tanpa memahami tujuan sebenarnya, yang cenderung bersifat pragmatis. Sedangkan peduli mencerminkan kedewasaan politik yang berkualitas,” tegas Said.

Di sisi lain, Said mengecam sikap panitia Kopdarnas PSI yang membuat Gibran mengenakan seragam PSI, padahal Gibran adalah kader PDIP.

“Ini tentu tidak pantas. Saya menghormati sikap Mas Gibran yang menolak mengenakan seragam partai lain, sekaligus menghargai Ketua Umum PSI yang memahami etika politik dengan mengakui bahwa Mas Gibran adalah kader PDI Perjuangan,” tutupnya.***

TiketFest