CIREBON – Komite Nasional Indonesia atau perwakilan UNESCO mengadakan global diversity character bersama dengan Dinas Pendidikan Kota Cirebon di salah satu hotel di Kota Cirebon, Jumat (7/6/2024).
Ketua Harian Komite Nasional Indonesia, Itje Chodidjah mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan kepada guru-guru terkait dengan interaksi antara bangsa dan mencintai Pancasila.
“Kita disini melakukan sosialisasi dan pembelajaran untuk guru agar menciptakan kehidupan yang lebih baik,” katanya.
Dirinya melanjutkan, Indonesia sebenarnya sudah memasukkan profil pelajar Pancasila, dimana didalamnya ada 6 dimensi profil pelajar Pancasila.
“Dalam 6 dimensi tersebut salah satunya adalah kebhinekaan global, untuk memahami kebhinekaan global perlu memahami kewarganegaraannya sendiri terlebih dahulu,” lanjutnya.
Ia menuturkan, bangsa Indonesia sendiri harus menjaga keutuhan dan keberadaan Pancasila mulai sejak dini.
“Bangsa Indonesia sendiri harus menjaga kesatuan, Indonesia sebetulnya sudah memegang kebhinekaan global sejak bangsa ini lahir,” tuturnya.
Itje menjelaskan, pemahaman antara negara saat ini sangat penting dikarenakan dunia sudah saling terhubung satu sama lain dan tidak ada batasannya lagi.
“Karena keterhubungan inilah bukan hanya orang baik saja yang datang ke Indonesia, tapi juga ada orang jahat juga, dan kita bertugas untuk melakukan filter terhadap tindakan tersebut,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), M. Solehuddin mengatakan, dalam dunia pendidikan sendiri pihaknya berencana untuk menciptakan dunia yang lebih baik dengan pendidikan di masa depan.
“Gerakan ini semoga dapat memberikan dampak yang baik, dan membuat warga negara Indonesia siap menjadi warga negara yang baik dan menjadi warga dunia,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Kadini mengatakan, terdapat 27 guru di Kota Cirebon yang mengikuti kegiatan tersebut.
“Nantinya guru-guru tersebut akan menyampaikan materi yang mereka dapat disini ke anak-anak didiknya,” katanya.
Dirinya melanjutkan, anak-anak di Kota Cirebon sendiri seharusnya sudah menerapkan mata pelajaran P5 sendiri.
“Ini langsung sinkron dengan mata pelajaran P5, kegiatan ini juga dalam rangka menguatkan dan membentuk karakter anak,” lanjutnya.***(Sakti)