CIREBON– Persoalan sosial di Kota Cirebon semakin komplek, namun demikian bukan berarti tidak bisa diatasi. Hal ini bisa diatasi dengan kolaborasi pemerintah daerah bersama lembaga-lembaga non pemerintah yang konsen terhadap persoalan sosial.
Hal ini mengemuka disela-sela pertemuan Calon Wakil Walikota H Suhendrik SIP MIPol saat berdiskusi dengan FK Orsos (Forum Komunikasi Organisasi Sosial) Kota Cirebon.
Suhendrik mengapresiasi hadirnya FK Orsos yang anggotanya dari lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) atau yang biasa dikenal Panti Asuhan, karena kehadiran LKSA setidaknya membantu beban pemerintah dalam memberdayakan anak-anak yatim.
Bersama Eti Herawati Suhendrik (BERES), memiliki 21 program unggulan, salah satunya adalah Program pengentasan kemiskinan terpadu, bisa melalui bansos, pemberdayaan dan pelatihan. Program pengentasan kemiskinan ini bisa disinergikan dengan LKSA yang ada di Kota Cirebon.
Apalagi Eti Suhendrik juga memiliki program Seragam sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP pada penerimaan peserta didik baru, ini bisa membantu meringankan beban LKSA terhadap anak-anak asuhnya.
Apalagi di program ini juga, menurut Suhendrik, BERES juga menyediakan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi, dan ini diharapkan bisa menjadi stimulus anak-anak untuk semakin berprestasi ketika ingin mendapatkan beasiswa.
“Sadar atau tidak, peran pemerintah mengacu pasal 34 UUD 1945 diambil alih LKSA, tentu saja ini perlu menjadi perhatian dari pemerintah membantu LKSA dalam pemberdayaan anak-anak asuh,” ujar alumni SMAN 6 Cirebon.
Tidak hanya itu, pria yang menguasai 8 bahasa asing ini juga menyinggung perlunya kolaborasi antara LKSA dengan lembaga amil zakat, apalagi di Cirebon selain Baznas juga cukup banyak lembaga amil zakat, apabila program antara LKSA dengan lembaga amil zakat bisa bersinergis, maka perhatian terhadap anak anak asuh di LKSA bisa lebih optimal mulai dari pendidikan, kebutuhan gizi hingga pemberdayaan anak-anak asuh.***