CIREBON – Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) menggelar workshop paten drafting dan pendaftaran paten Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Auditorium Kampus 1 UGJ.
Rektor UGJ, Prof. Dr. H. Achmad Faqih, S.P., M.M. mengatakan, workshop ini merupakan kegiatan yang sangat strategis dan bekerja sama dengan BRIN.
“Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kinerja UGJ ke depan, salah satu hal yang menjadi program studi unggul dimana hasil riset dari dosen maupun mahasiswa didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),” katanya, Rabu (7/2/2024).
Dirinya melanjutkan, setelah hasil karya dosen maupun mahasiswa UGJ tersebut mendapatkan HAKI, selanjutnya hasil karya tersebut dapat dikomersialkan dengan dunia industri.
“Proses HAKI inilah kadang-kadang akademisi suka luput, jadi setelah melakukan riset, penemuannya tidak diurus untuk dipatenkan,” lanjutnya.
Ia menuturkan, proses HAKI dan penemuan ini juga dapat meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, dan meningkatkan poin pada perguruan tinggi.
“Salah satunya dengan cara mematenkan karya-karya atau hasil riset para akademisi UGJ,” tuturnya.
Rektor mengungkapkan, beberapa riset hasil karya akademisi sudah di patenkan, di antaranya beras terapi, agromol, dan batik sains.
“Nantinya penemuan ini kamu harapkan ada bentuk-bentuk komersialisasi yang akan diurus oleh kepala LIP UGJ,” ungkapnya.
Ia berharap, seluruh dosen untuk giat melaksanakan riset dan diwajibkan satu dosen satu riset persemesternya.
“Itu kewajiban mereka, produknya bisa berupa publikasi dalam bentuk jurnal, dan syukur-syukur memiliki produk yang bisa dikomersialkan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Inovasi dan Pengembangan (LIP), Kartono mengatakan, pihaknya akan mendorong produk-produk yang sudah memiliki hak cipta tersebut untuk dapat dikomersialkan.
“Kita berencana untuk membuat startup center dan juga galeri inovasi dengan tujuan produk yang sudah ada dapat dikomersialkan melalui startup center,” katanya.
Ia mengungkapkan, LIP sudah melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan agar dapat dikomersialkan.
“Ini dilakukan agar hasil inovasi dosen dan mahasiswa tidak hanya dipajang di kampus saja, akan tetapi bisa dirasakan oleh masyarakat,”tutupnya.*(Sakti)